Mengurus sendiri Pendaftaran Haji Reguler

Assalammualaikum

Kali ini saya mau menulis pengalaman saya mengurus sendiri pendaftaran haji reguler, alhamdulillah tahun ini saya dan suami diberi kesempatan dan rezeki oleh Yang Maha Kuasa untuk mendaftar haji.

Berikut  alur pendaftaran haji reguler yang saya ambil dari website kemenag

Dulu saya pikir kalau sudah mempunyai saldo tabungan minimal yang disyaratkan maka otomatis terhubung ke Siskohat dan langsung mendapatkan nomor porsi haji. Ternyata saya salah saudara-saudara, kita tetap harus “gerak”sana sini melalui serangkaian langkah untuk mendapatkan nomor porsi haji tersebut. Melihat alur di atas kesannya ribet tapi sebenarnya mudah (kecuali faktanya memang ada beberapa kendala yang saya alami sendiri) makanya ada orang yang memilih pendaftarannya diurus oleh Biro. Kalau saya ya milih urus sendiri dong.

Langkah-langkahnya :

1. Buka Tabungan Haji Di Bank

Pastikan bahwa tabungan yang dibuka adalah Tabungan Haji, Tabungan Haji ini mirip Tabungan Berencana, hanya saja tujuannya untuk membiayai keberangkatan calon haji, tidak bisa diambil kecuali untuk keperluan haji .

Di Indonesia, tidak semua bank memiliki produk tabungan haji. Yang sudah pasti memiliki produk ini tentu saja bank syariah, misalnya Muamalat, BRI, BNI, Mandiri, CIMB Niaga dan lain-lain.

Karena Tabungan Haji ini ada hubungannya dengan kuota haji tiap daerah (yang berbeda-beda jumlahnya) domisili KTP kita harus sesuai dengan cabang Bank yang bersangkutan, misalnya kalau KTP Jakarta ya harus Bank cabang Jakarta.

Untuk Tabungan Haji ini saya memilih CIMB Niaga Syariah. Awalnya saya mau daftar di BRI Syariah tapi BRI ini cabang Pondok Gede (yang notabene masuk wilayah Bekasi Jawa Barat) sementara KTP saya Jakarta jadi tidak bisa, sedangkan cabang terdekat adanya di Dewi Sartika yang juga cukup jauh dari lokasi kantor saya. Akhirnya saya memilih CIMB Niaga Syariah yang lebih fleksibel soal domisili, bisa buka tabungan di cabang ini tapi pendebetan dan sebagainya tetap harus diurus di CIMB Niaga Syariah cabang Jakarta.

Syarat saldo tabungan haji minimal untuk bisa mendaftar haji per tahun 2016 ini adalah Rp 25,000,000,- (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) tapi dari Pihak CIMB Niaga Syariah mensyaratkan saldo harus minimal Rp 25,500,000,- (Dua Puluh Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) sehingga apabila 25 juta tersebut sudah didebet masih ada sisa saldo di tabungan karena kalau kosong tabungan akan non aktif.

Setelah Saldo Tabungan Haji mencukupi, minta print-an saldo di buku tabungan dan kita sudah bisa mendaftar ke kantor Kemenag.

Artikel Terkait:  Tips Mobil

2. Datang ke Kementerian Agama dengan membawa sejumlah Dokumen

Kantor pusat Kementerian Agama Jakarta berlokasi di Jl D.I Panjaitan , selain itu tiap wilayah juga mempunyai kantor sendiri. Saya mengurus berkas haji saya di Kanwil Kemenag Jakarta Timur yang berlokasi di Jl I Gusti Ngurah Rai – Pondok Kopi karena KTP saya berdomisili di Jakarta Timur.

Berikut adalah Dokumen yang wajib dibawa saat mendaftar haji :

A. Buku Tabungan Haji asli dan fotokopinya sebanyak 1 (satu) set

Jangan lupa buku tabungannya harus mencantumkan saldo minimal yang disyaratkan.

B. Surat Keterangan Sehat dan fotokopinya sebanyak 3 (tiga ) set

Di website Kemenag disebutkan bahwa Surat Keterangan Sehat dikeluarkan oleh Puskesmas, walaupun ada beberapa sumber dari Internet atau bahkan Bank yang menyatakan bisa juga dari Klinik atau Rumah sakit, tapi untuk amannya saya tetap pilih dari Puskesmas saja.

Suatu pagi saya izin sebentar dari kantor untuk mengurus Surat ini ke puskesmas Kelurahan, ternyata yang berhak mengeluarkan hanya Puskesmas Kecamatan, jadilah saya pindah ke Puskesmas Kecamatan.

Ada divisi tersendiri (dengan ruangan sendiri pula) yang mengurus pendaftaran haji, jadi tidak perlu antri panjang di Puskesmas. Jangan lupa bawa pas photo berwarna uk. 4×6 khusus untuk keperluan haji (80% close up wajah) sebanyak 2 (dua) lembar untuk ditempel di Surat Keterangan Sehat.

Surat Keterangan Sehat ini berwarna hijau dengan kop untuk keperluan haji, isinya standar sih, tentang BB, tinggi, usia dan riwayat kesehatan. Cuma 10 (sepuluh) menit sudah beres dan tidak dikenakan biaya  (biayanya hanya biaya daftar puskesmas sebesar Rp 6,000,-)

C. Pasfoto terbaru

Pas foto ini harus sesuai untuk persyaratan haji yaitu 80% close up muka dengan background putih. Kalau takut salah sebaiknya foto di Koperasi Kemenag yang Insya Allah sudah pasti benar.

Pengalaman saya kemarin, saya photo di Studio Photo dekat rumah saya sesuai dengan persyaratan haji karena katanya si Studio Photo sudah paham. Alhamdulillah photo saya benar dan tidak ditolak oleh Kemenag, saya mencetak photo uk 4 x6 sebanyak 25 (dua puluh lima) lembar dan 3×4 sebanyak 20 (dua puluh) lembar.

Ternyata foto yang dibutuhkan adalah 4×6 sebanyak 20 (dua puluh) lembar dan 3×4 sebanyak 10 (sepuluh) lembar.

D. Fotokopi KTP sebanyak 5 (lima) set

Fotocopy-nya ternyata harus diperbesar, lebih baik fotokopi di koperasi kemenag saja agar tidak salah.

E. Fotokopi Kartu Keluarga sebanyak 1 (satu) set

F. Fotokopi Akte Kelahiran / Surat Nikah / Ijazah sebanyak 1 (satu) set

Semua berkas diserahkan ke Loket 1 (Loket Penyerahan Berkas Pendaftaran & Entry Data) kemudian kita akan dipanggil ke Loket 2 untuk difoto dan cap jari untuk pembuatan SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji). Selanjutnya kita menuju ke Loket 3 (Loket Penandatanganan & Penyerahan SPPH) untuk menandatangani SPPH (yang sudah dibuatkan dan diisi datanya secara online oleh Petugas Kemenag) , jangan lupa dibaca  dengan teliti lagi  sebelum tanda tangan karena kemarin saya menemukan kesalahan – kesalahan di data saya jadi saya meminta untuk diperbaiki terlebih dahulu.

Artikel Terkait:  Cara Membeli Kamar Set Ruang Makan Jati Formal

SPPH ini dibuat rangkap tiga, satu untuk Pihak Bank, satu untuk Kemenag dan satu untuk   arsip kita.

3. Menyerahkan SPPH ke Bank

Seperti yang telah saya singgung di atas, berhubung domisili saya Jakarta maka Bank yang berhak mendebet harus CIMB Niaga Syariah cabang Jakarta. Awalnya karena  saya baru pulang dari Kedubes China saya sengaja ke CIMB Niaga Syariah yang ada di Patra Jasa (domisili Jakarta Selatan) karena dekat dan sekalian jalan, ternyata  CIMB  Niaga Syariah harus cabang Jakarta Timur di mana yang paling dekat adalah cabang Kramat Jati

Di sini cobaan kesabaran saya dimulai (tsaaah..lebay). Sesampai di Bank, saya menyerahkan SPPH ke Customer Service untuk proses pendebetan rekening. Ternyata saat itu Siskohat sedang bermasalah, offline, sehingga 2 jam saya menunggu tanpa hasil dan terpaksa kembali keesokan harinya dengan janji Pihak Bank akan menghubungi kalau sudah berhasil.

Esoknya (jumat ) saya kembali ke Bank tersebut, alhamdulillah print-an bukti pendebetan Bank sudah ada, jangan lupa membawa pas photo 4×6 sebanyak 4 (empat) lembar untuk ditempel di bukti pendebetan beserta materai Rp 6,000,- sebanyak 1 (satu) lembar. Tapi berhubung harus tanda tangan makanya saya tidak bisa membawa print pendebetan milik suami, sehingga sorenya suami saya terpaksa ke Bank sendiri.

Di print bukti pendebetan itu tertera nomor porsi haji yang kita dapatkan.

Sudah beres ? belum, that’s why tadi diatas saya bilang ujian kesabaran saya berlanjut.

4. Menyerahkan print bukti pendebetan ke Kemenag

Hari Senin dengan hati berbunga-bunga saya kembali ke Kemenag untuk menyerahkan bukti pendebetan ke Loket 4 . Ternyata … kasak kusuk di loket, petugasnya bilang bahwa print saya belum dicap stempel Bank, fotonya pun harus 3×4 bukan 4×6, shock lah saya. Buru – buru saya kembali lagi ke Bank (yang padahal lokasinya jauh (Pondok kopi vs Kramat Jati) untuk komplain ke Bank. Kepala cabang Bank menghampiri saya dan menjelaskan bahwa print-an ini sudah distempel, cuma memang stempel CIMB Niaga Syariah ukurannya kecil dengan bentuk mendatar. Beliau pun menjelaskan bahwa biasanya foto memang ukuran 4×6 , tidak pernah ada masalah atau komplain dari Pihak Kemenag.   Astaghfirullah .. belum berhenti sampai di situ .. saya kembali lagi ke Kemenag dan kali ini bertemu dengan petugas yang berbeda dengan yang saya jumpai tadi pagi di Loket 4. Sang Petugas tidak komplain apa-apa soal ukuran photo, tapi tiba-tiba beliau berujar “ini stempelnya harusnya kena di photo” sambil menunjukkan contoh print orang lain.

Artikel Terkait:  Prosedur Pendaftaran Haji Reguler di Indonesia

Masya Allah, jedeer banget, kalau tidak ingat saat itu saya sedang mengurus perkara haji pasti saya sudah komplain marah-marah soal prosedur standar yang gak sama antara petugas, entah petugasnya gak tau atau emang ngerjain saya. Lemes banget rasanya mengingat jarak yang cukup jauh dari Kramat Jati ke Pondok Kopi.

Mengucap istighfar dan mengingatkan diri bahwa mungkin saya memang disuruh sabar dan ini ujian. Saya melangkahkan kaki kembali ke Bank dan sampai tepat 15 menit menuju waktu tutup.

Sang Pimpinan Cabang pun kembali menghampiri saya disertai mbak CS menanyakan ada masalah apa lagi. Setelah saya jelaskan mereka pun terheran-heran karena baru kali ini ada masalah kayak gini sampai mbak CS nya pun menelepon Pihak Kemenag langsung, menurut mbak CS biasanya mereka bekerja sama dengan kemenag Pusat di Jl D.I. Panjaitan dan tidak pernah ada masalah. Setelah menelepon panjang lebar Kanwil Kemenag Jakarta Timur akhirnya mbak CS kembali membubuhkan stempel sesuai yang diminta Pihak Kemenag walau tetap mengingatkan harusnya satu lembar hanya satu stempel.

Hari Selasa, suami saya giliran pergi ke Kemenag, dan guess what ?? cuma diliat petugas sebentar dan langsung OK tanpa ada komplain apa-apa.

Bukti pendebetan juga dibuat tiga rangkap , satu untuk Pihak Bank, satu untuk Kemenag dan satu untuk  arsip kita. Ingat bahwa SPPH dan Bukti Pendebetan harus disimpan, jangan sampai hilang.

Baca Juga :

Brenda Blog © 2018 Frontier Theme